sampai kapan harus begini
sampai kapan harus menanti
aku lebih baik mati
berulang kali kukatakan
aku ingin kamu
hanya ingin kamu
tak perlu bungkus rapih
tak perlu pita warna-warni
tapi andai kau tak lagi menginginkanku
jawab aku dengan berani
lepas aku meski keji
atau perjuangkan aku sampai mati
karena aku tak tahan lagi
Palembang, 29 Mei 2013
Kamis, 30 Mei 2013
Selasa, 28 Mei 2013
masih adakah
masihkah rasa itu ada
masihkah hati yang bicara
dada ini sesak
kepala penat
kian hari
kian menjadi-jadi
tak lagi kulihat pelangi
pagiku tanpa mentari
hanya awan mendung
di ufuk mata bergelantung
ah..
sekali lagi kuhembuskan
ah..
nafas ini kian pendek
sampai kapan masih mampu
aku tak tahu
tapi andai saja kamu tahu
aku masih menunggu
Palembang, 28 Mei 2013
masihkah hati yang bicara
dada ini sesak
kepala penat
kian hari
kian menjadi-jadi
tak lagi kulihat pelangi
pagiku tanpa mentari
hanya awan mendung
di ufuk mata bergelantung
ah..
sekali lagi kuhembuskan
ah..
nafas ini kian pendek
sampai kapan masih mampu
aku tak tahu
tapi andai saja kamu tahu
aku masih menunggu
Palembang, 28 Mei 2013
Minggu, 26 Mei 2013
Jambrut 13-5-09, 22:32
Berkata pohon pada dahan
Dahan, bilakah kau mencintaiku?
Maka dengan enggan dahan menjawab
Ketika seluruh daunku telah pergi,
Saat mentari menelanjangi
kita..
karena cinta adalah gugur,
kering
dan mati..
Dahan, bilakah kau mencintaiku?
Maka dengan enggan dahan menjawab
Ketika seluruh daunku telah pergi,
Saat mentari menelanjangi
kita..
karena cinta adalah gugur,
kering
dan mati..
saat malam tiba
malam tiba
kelam mencekam
ia datang
walau tak pernah kuundang
pergi !!
teriakku mengusirnya..
sapu
sendal
bantal
mijone
kulempar untuk menghajarnya
mataku minta ditutup
tapi ia membukanya paksa
dasar kurang ajar
aku mau tidur !!
kuucapkan selamat malam dengan sabar
ia malah menarik selimutku
merebut bantal dan gulingku
pergi !!
tapi teriakku justru membangunkan seisi rumah kosan
aduh..
mimpi apa aku tadi sore
kenapa malamku begitu melelahkan
tolong
sudahi keusilanmu
izinkan aku tidur
besok aku harus masuk kelas Ale
bahkan mengerjakan tugaspun tak kau beri aku kesempatan
lalu maumu apa ?
jangan mengangguk
jangan diam
jangan menatapku melas
jangan minta aku memelukmu
jangan biarkan aku menciummu
jangan buat aku mencintaimu
kenapa kau hapus air mataku
kenapa kau masih disini
kenapa ?
jangan pergi..
Jakarta, 31 Oktober 2009
kelam mencekam
ia datang
walau tak pernah kuundang
pergi !!
teriakku mengusirnya..
sapu
sendal
bantal
mijone
kulempar untuk menghajarnya
mataku minta ditutup
tapi ia membukanya paksa
dasar kurang ajar
aku mau tidur !!
kuucapkan selamat malam dengan sabar
ia malah menarik selimutku
merebut bantal dan gulingku
pergi !!
tapi teriakku justru membangunkan seisi rumah kosan
aduh..
mimpi apa aku tadi sore
kenapa malamku begitu melelahkan
tolong
sudahi keusilanmu
izinkan aku tidur
besok aku harus masuk kelas Ale
bahkan mengerjakan tugaspun tak kau beri aku kesempatan
lalu maumu apa ?
jangan mengangguk
jangan diam
jangan menatapku melas
jangan minta aku memelukmu
jangan biarkan aku menciummu
jangan buat aku mencintaimu
kenapa kau hapus air mataku
kenapa kau masih disini
kenapa ?
jangan pergi..
Jakarta, 31 Oktober 2009
hanya tidak ingin
mengucap satu kata
harap..
mencari satu makna
resah..
hilangkan semua beban
hanya demi sebuah konsep kesendirian
katanya butuh waktu konsentrasi
tapi hingga kini belum menyapaku,
lagi..
tidak ingin berbagi
tidak mau diketahui
aku kini lemah
aku hampir jatuh
hanya memenuhi catatanku dengan komentar penuh sayatan
menghapus daya perasaan
puisiku kehabisan hulu
kata-kataku tak seindah dahulu
jangan sebut aku pujangga
karena aku telah buta
ah, sial
aku mulai bingal
tanpa isi kepala menciut
mulai mabuk angin laut
lautan cinta
membawa kisah sakit jiwa
apa yang ia mau
kenapa terus menjauh
mengganti statuspun kau mampu
tapi untukku ?
sekedar sebuah kabar pendek tak punya luang waktu !
sialan !!
ingin berteriak tapi tak ada ruang
ingin mencaci tapi tak ada orang
aku sendiri jam tiga pagi
atas nama cinta mengutuk diri sendiri
sialaaaaaaaaan !!!
apa maumu ?
sini datang dan hadapi aku !
pertanggung-jawabkan kelakuanmu
bulatkan keputusanmu
lalu teriakkan kehadiranmu !
masihkah ada rasa ?
masihkah ada cinta ?
sampai kapan harus menunggu ?
karena aku mulai bosan..
Jakarta - Kosan Panji, 13 Dec 2009
harap..
mencari satu makna
resah..
hilangkan semua beban
hanya demi sebuah konsep kesendirian
katanya butuh waktu konsentrasi
tapi hingga kini belum menyapaku,
lagi..
tidak ingin berbagi
tidak mau diketahui
aku kini lemah
aku hampir jatuh
hanya memenuhi catatanku dengan komentar penuh sayatan
menghapus daya perasaan
puisiku kehabisan hulu
kata-kataku tak seindah dahulu
jangan sebut aku pujangga
karena aku telah buta
ah, sial
aku mulai bingal
tanpa isi kepala menciut
mulai mabuk angin laut
lautan cinta
membawa kisah sakit jiwa
apa yang ia mau
kenapa terus menjauh
mengganti statuspun kau mampu
tapi untukku ?
sekedar sebuah kabar pendek tak punya luang waktu !
sialan !!
ingin berteriak tapi tak ada ruang
ingin mencaci tapi tak ada orang
aku sendiri jam tiga pagi
atas nama cinta mengutuk diri sendiri
sialaaaaaaaaan !!!
apa maumu ?
sini datang dan hadapi aku !
pertanggung-jawabkan kelakuanmu
bulatkan keputusanmu
lalu teriakkan kehadiranmu !
masihkah ada rasa ?
masihkah ada cinta ?
sampai kapan harus menunggu ?
karena aku mulai bosan..
Jakarta - Kosan Panji, 13 Dec 2009
sendiri
ketika tak ada mencari
kini hanya dicaci
untuk apa kembali
untuk apa dicari
aku memang terlahir sendiri
lebih baik begini
tanpa isi
tanpa sepi
hanya aku
memang hanya
Jakarta, 4 Juni 2010
kini hanya dicaci
untuk apa kembali
untuk apa dicari
aku memang terlahir sendiri
lebih baik begini
tanpa isi
tanpa sepi
hanya aku
memang hanya
Jakarta, 4 Juni 2010
bawa hatiku
aku meniti jalan ini
sesat, itulah yang mereka katakan
tapi aku tidak peduli
aku mengejar bayangan
makin dalam kutiti
keheningan berganti bingar
sejenak ku nikmati eksistensi
teman baru, ruang baru, udara terasa lebih segar
tapi kau tetap tak peduli
hanya diam, jauh tak tergapai
tergopoh kukejar hingga habis nyali
nafas menderu mulai kuuntai
aku lelah
hampir habis
kugadaikan wajah
hilang malu dan menangis
menangis
hanya itu yang tersisa
sungguh miris
tlah pula Tuhan terlupa
adakah kau disana
atau hanya bayang sisa saja
sisa asa
sisa cinta
wahai kau yang disana
tlah kujual semuanya
kusingkirkan ego yang ada
kubuang pula rasa pada lainnya
aku mati
hidup sebagai yang tak berarti
apa ini akhir dari janji
buang muka tak lagi kaukenali?
aku lelah mengejar
aku muak mencari
bunuh saja dengan cecar
asal jangan kau lari
hadapi aku dengan belati
racuni aku hingga mati
apalagi?
temui aku jangan lari
hai kau !
jangan lari kataku
pergi, tapi bawa hatiku bersamamu
itu saja permintaanku
Jakarta, 24 Agust 2010
sesat, itulah yang mereka katakan
tapi aku tidak peduli
aku mengejar bayangan
makin dalam kutiti
keheningan berganti bingar
sejenak ku nikmati eksistensi
teman baru, ruang baru, udara terasa lebih segar
tapi kau tetap tak peduli
hanya diam, jauh tak tergapai
tergopoh kukejar hingga habis nyali
nafas menderu mulai kuuntai
aku lelah
hampir habis
kugadaikan wajah
hilang malu dan menangis
menangis
hanya itu yang tersisa
sungguh miris
tlah pula Tuhan terlupa
adakah kau disana
atau hanya bayang sisa saja
sisa asa
sisa cinta
wahai kau yang disana
tlah kujual semuanya
kusingkirkan ego yang ada
kubuang pula rasa pada lainnya
aku mati
hidup sebagai yang tak berarti
apa ini akhir dari janji
buang muka tak lagi kaukenali?
aku lelah mengejar
aku muak mencari
bunuh saja dengan cecar
asal jangan kau lari
hadapi aku dengan belati
racuni aku hingga mati
apalagi?
temui aku jangan lari
hai kau !
jangan lari kataku
pergi, tapi bawa hatiku bersamamu
itu saja permintaanku
Jakarta, 24 Agust 2010
tahun berlalu
tujuh tahun lalu ia bermimpi, pergi
tujuh tahun lalu ia percaya, pasti bisa
tujuh tahun lalu ia lari, gagah berani menantang hari
tujuh tahun lalu ia hanya seorang gadis polos yang punya mimpi
yakin bahwa pelariannya adalah solusi
yakin bahwa mimpi harus dikejar, apapun tantangannya
tujuh tahun lalu masih ia kantongi keberanian diri
hasrat, tak pernah sedikitpun berkurang kadarnya
tak pula ia takut
pada nasib, awam berita, kata mereka
tujuh tahun lalu tak pernah ia duga, akan datang saat ini..
tujuh tahun, andai ia masih tersisa..
Jakarta, 3 Okt 2011
tujuh tahun lalu ia percaya, pasti bisa
tujuh tahun lalu ia lari, gagah berani menantang hari
tujuh tahun lalu ia hanya seorang gadis polos yang punya mimpi
yakin bahwa pelariannya adalah solusi
yakin bahwa mimpi harus dikejar, apapun tantangannya
tujuh tahun lalu masih ia kantongi keberanian diri
hasrat, tak pernah sedikitpun berkurang kadarnya
tak pula ia takut
pada nasib, awam berita, kata mereka
tujuh tahun lalu tak pernah ia duga, akan datang saat ini..
tujuh tahun, andai ia masih tersisa..
Jakarta, 3 Okt 2011
Langganan:
Postingan (Atom)